Jumat, 13 Mei 2011

MENEMPATKAN GARIS MASSA DI ATAS YANG LAIN


MENEMPATKAN GARIS MASSA DI ATAS YANG LAIN

Dalam berbagai pengalaman kita dengan aksi, maka pelajaran apakah yang bisa kita petik ?

Kawan-kawan tentunya akan merasa heran dengan kemampuan kekuatan sendiri. Sikap-sikap takut dan khawatir yang muncul pada sebelum dan ketika aksi akan dimulai, membuat was-was dan ketidak-pastian didalam diri masing-masing. Tapi apa yang tejadi ketika aksi itu sendiri berlangsung adalah sesuatu yang baru sama sekali, yang ternyata membuat kegeloraan jiwa dan perasaan. Rasa was-was tapi juga disertai semangat yang meluap-luap untuk terus menerus aksi. Kita menjadi seperti dilahirkan kembali pada ke tika itu, dan jadi mampu melihat dunia yang baru, yang memenuhi kita akan kemajuan-kemajuan baru.

Aksi-aksi berlanjut karena sifatnya yang akumulatif, yang menelan sesuatu yang sudah usang dan mewujud kedalam pengalaman-pengalaman baru yang mendidik diri sendiri, tanpa disadari. Akan tetapi bila aksi-aksi terus berlanjut tanpa sesuatu tujuan yang makin bertambah jelas, dan makin melayani pelaku-pelakunya sendiri yaitu memenuhi hasrat-hasrat pemberontakan dan kebebasan (anarki), maka mulailah ia kehilangan arah. Mulai hilang kekongkritan yang pernah dipunyainya, dan makin ia bersifat petualangan.

Apakah sesungguhnya dasar-dasar dari aksi massa ? Inilah pertanyaan yang kini harus ditanyakan kembali kepada kita. Pengalaman mengorganisasi aksi massa, mengajarkan pada kita hukum berikul ini : "Bergerak dari persoalan—persoalan yang sederhana, kongkrit, jangka pendek dan personal sampai kepada persoalan-persoalan yang lebih kompleks, abstrak, jangka panjang dan sistematik".

Arti dari ini adalah bahwa jangan mencampur adukkan dalam satu waktu isu-isu yang kongkrit dengan yang abstrak. Pada ketika masih dalam tahap melaksanakan aksi-aksi yang kongkrit serta berjangka pendek, jangan mengacaukannya dengan aksi yang sudah lebih abstrak dan berjangka panjang. Mengapa harus didahulukan aksi-aksi jangka pendek yang kongkrit ? Karena pengalaman aksi itulah yang mendidik massa. Selain itu bahwa aksi-aksi jangka pendek berdiri diatas dasar kebenaran yang diterima baik oleh kita sendiri, maupun oleh lawan-lawan kita. Kebenaran yang juga diterima oleh lawan seperti hukum, undang-undang, ide-ide, pendapat umum, hak-hak yang dijamin, dan lain sebagainya. Dengan cara inilah maka aksi massa mendapat suntikan-suntikan pertama yang membuatnya imun dari serangan lawan. Rejim dimanapun juga, tidak bisa melanggar suatu kebenaran begitu saja; karena pelanggaran terhadap kebenaran umum akan membuatnya menjadi sorotan yang memalukan.

Aksi-aksi awal yang dilakukan haruslah berangkat dari kebenaran yang diyakini secara umum disebagian besar khalayak.

Aksi-aksi tersebut akan membuat sulit lawan karena berangkat dari landasan hukum dan ide-iede yang dibuatnya sendiri. Berangkat dari rasa percaya diri inilah, maka massa tidak akan terombang-ambing dalam provokasi dan fitnahan yang dilancarkan pihak lawan. Demikian pula, maka ia akan mampu menarik sebagian lebih besar lagi rombongan yang lain untuk lkut bergabung kedalamnya.

Hal ini sudah dibuktikan sendiri oleh aks.i-aksi sebelumnya. Dengan demikian rasa was-was dan keraguan untuk berhasil akan bilang setelah kejadian aksi lewat. Akan tetapi gelombang aksi yang semak in lama semakin besar dan bekerja dimana-mana akan menempatkan mahasiswa pada posisi yang cukup sulit: Haruskah ini diteruskan untuk maju terus, dan sampai kapan ?

Kenyataan yang berlangsung membuktikan dalil bahwa massa dididik oleh prakteknya sendiri. Dengan demikian selama aksi massa berdiri pada kehendak massa yang sebenarnya, dan yang secara judur harus diakui, bukanlah bikinan beberapa orang saja, maka tidak ada keraguan untuk melanjutkannya. Hanya saja dengan hasil pendidikannya itu sendiri, para pimpinan aksi makin percaya bahwa mereka harus lebin baik lagi dari yang sebelumnya. Artinya keadaan gerakan aksi ini harus makin jelas dalam hal isu, posisi, arah, kepentingan, pembagian kerja, organisasi, dan sifatnya yang lebih kongrit dan tertib.

Hal lain lagi yang perlu diyakini oleh para pimpinan aksi, adalah bahwa ia menganut garis politik rakyat bertindas. Garis po1itik inilah, yang membedakan dengan tegas antara aksi massa yang dimobilisasi atas dasar kepentingan klik politik tertentu atau kepentingan kaum oportunis, dengan aksi massa yang sepenuhnya mengabdi pada rakyat tertindas.

Apakah yang membuatnya berbeda ? Para pimpinan aksi dan peserta aksi menyadari bahwa tanpa keikutsertaan rakyat dalam kegiatan-kegiatan aksi ini, maka ia dengan mudah dapat terjebak kedalam arus permainan petualangan dan pengendalian yang licik dari kaum oportunis. Membiarkan aksi-aksi berlanjut tanpa kendali dan pemikiran yang jelas, maka ia mudah masuk dalam petualangan mahasiswa-mahasiswa kelas menengah yang goyah. Ia makin menjadi tidak efektif bagi perjuangan rakyat. Demikian pula tanpa garis politik yang jelas ini, maka dengan mudah ia jatuh pada klik-klik dikalangan mahasiswa itu sendiri yang menyebabkannnya gampang dihasut atau dimakan oleh kaum oportunis diluar mereka.

Gerakan mahasiswa sudah belajar banyak mengenai ini. Kaum oportunisme telah dengan berhasil menyelewengkan aksi-aksi mahasiswa untuk kepentingan mereka dan menyuap sebagian dari pimpinan-pimpinannya. Dalam saat-saat seperti itulah, Oportunisme dari intel-intel militer dan kaum PSI (Partai Sosialis Indonesia) pernah membuat aksi mahasiswa berbelok arah dan keliru. Dan mereka masih terus melakukan politik oportunisnya itu sampai sekarang.

Sesungguhnya rakyatlah yang seharusaya berdampingan dengan mahasiswa dalam setiap kesempatan apapun dari gerakan aksi: tersebut. Bagian yang terpenting dahi aksi massa adalah ketik. rakyat ikut bergabung didalamnya sebagai pelaku-pelaku penah. Disitulah, mahasiswa akan menjadi heran dan takjub akan organisasi dan kepemimpinan yang dilakukan oleh rakyat itu sendiri. Dalam aksi itu, mereka dengan cepat akan bisa berganti taktik dan belajar cepat. Itu karena mereka telah ditempa oleh penderitaan dan penindasan. Yang Jelas bagi rakyat: Ini adalah perjuangan hidup dan mati yang sebenarnya. Mahasiswa harus menyadari ini, sehingga ia tidak ragu-raqu dan bisa percaya pada politik rakyat.

Saat ini rakyat sudah menaruh kepercayaan pada mahasiswa, suatu kepercayaan yang muncul karena usaha solirdaritas dari mahasiswa itu sendiri, dan juga karena keadaan rakyat tinggal menunggu matinya! untuk itu mahasiswa harus mampu mengangkat kembali harkat kemanusiaannya, memulihkan kembali api semangat penghabisan itu. Dan janganlah mahasiswa bersikap sombong dan berlagak ingin menopoli dan melakukan aksi sendirian saja, serta membiarkan rakyat menonton kehebatannya dan keberanian mereka. Kepentingan Mahasiswa kelas menengah semacam ini, harus dikikis habis.

Mahasiswa sudah semestinya dapat melakukan aksi massa yang henar, yaitu melakukan aksi bersama-sama massa yanq terpercaya. Haruslah diadakan pembagian kerja diantara mereka, merumuskan taktik bersama dan melakukan koordinasi dibeberapa tempat secara bersama dan kompak. Dalam hal ini, haruslah dihindari lokalisai yang dikehendaki lawan. Lawan hanya merasa kuat karena ia memiliki dan menguasai situasinya. Tapi ia akan kebingungan bila aksi massa sekaligus melakukan kombinasi taktik yang berbeda yang diluar kehendak mereka.
Yang harus dimengerti oleh sebuah aksi massa adalah berfikir dan bertindak secara kreatif. Janganlah sampai terjebak oleh situasi yang dikehendaki lawan, dan jangan pula ia menuruti secara tidak sadar kemauan politik lawan. Ia harus menyadari bahwa lawan dapat dikalahkan oleh hal-hal yang tak diduganya, yang berada diluar pengalamannya.

Mewujudkan manifestasi demokrasi yang sejelas-jelasnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, asalkan terjamin oleh undang-undang dan hukam. Hal ini akan menguntungkan aksi massa tersebut. Saat ini situasinya ada dalam keadaan yang menguntungkan, karena sudah terbentuk opini umum dan internasional yang kuat. Demikian pula, aksi massa yang tertib benar dan pantang mundur akan menarik simpati khalayak umum.

Bila aksi massa ini bisa berangkat sungguh-sungguh dari garis massa yang benar, barulah ia bisa meningkat maju secara kualitatif !

Apakah Garis Massa itu ?

Garis massa adalah prinsip revalusioner yang mengajar kita tegak berdiri dan percaya pada massa untuk pembebasannya. Prinsip ini didasarkan pada kenyataan baNwa massa dan hanya massa yang dapat membuat sejarah.

Hal ini sudah dibuktikan oleh sejarah dunia ratus tahun yang lampau, bahwa faktor yang menentukan dalam perubahan masyarakat tidak lain daripada massa. Adalah kekuatannya dalam produksi yang membuat masyarakat bertahan hidup. Melalui pengetahuan dan kecerdasannyalah pengetahuan dan kehidupan masyarakat berkembang. Dengan kekuatannya, setiap kekuatan yang merintangi kemajuan masyarakat dapat disingkirkan. Itulah sebabnya kita mengata­kan bahwa massa adalah pahlawan sesungguhnya. Keberhasilan setiap tujuan tergantung atas dukungan dan partisipasi massa. Maka, demi keberhasilan perubahan perlu bagi kita bersandar dan percaya kepada massa.

Keberhasilan setiap tujuan dan solusi setiap masalah tergantung pada partisipasi dan mobilisasi aktif massa. Kita harus terjun ditengah-tengah massa dan menyatu dengan mereka. Dengan sabar membangkitkan, mengorganisir, dan menggerakkan massa. Kita bisa membuat mereka membentuk dan menunjukan kekuatan mereka dalam perubahan revolusioner. Inilah satu-satunya cara. Tidak ada cara lain untuk merebut kebebasan dan demokrasi !

Adalah tanggungjawab kita untuk mempelajari dan mempraktekan Garis Massa. Perlu bagi setiap orang-orang revolusioner untuk mengolah diri dalam usaha menggerakan massa dengan sabar dan tekun di tengah-tengah massa, dengan rendah hati bergaul dengan massa. Dengan cara ini, kita bisa mencegah sikap dominasi dan menghindari terpisahnya diri kita dari massa.

Apakah artinya arti massa untuk massa ?

Metode yang tepat dalam memimpin massa adalah "dari massa untuk massa". Ini berarti mengumpulkan ide yang terpencar-pencar, merumuskannya, dan mengembalikannya kepada mereka dan menjelaskannya keseluruhan gagasan sampai mereka menerima dan menuruti ide tersebut.

Kepemimpinan "dari massa untuk massa" adalah sesuai dengan Garis Massa. Untuk memahami kondisi dan masalah-masalah dari massa, kita harus bersandar pada pengetahuan dan kecerdasan massa dan kita yakin bahwa keputusan-keputusan dan rencana-rencana yang tepat dapat dibentuk hanya apabila massa berpartisipasi dan menyumbangkan pengalaman dan pengetahuan mereka. Itulah sebabnya, kita bertanggung jawab untuk bergaul dan membuat investigasi ditengah-tengah massa, mengumpulkan gagasan-gagasan yanq masih terpencar-pencar dan belum sistematis. Dengan menganalisa dan memasukan gagasan-gagasan ini, dengan menghargai dan mempercayai massa, memungkinkan kita menyempurnakan gagasan-gagasan yang sudah terkumpul dan sistematis, yang mencerminkan kondisi real massa, dan massa menjadi jela bagaimana persoalan-persoalan tersebut bisa diatasi.

Untuk melaksanakan gagasan-gagasan yang kita bentuk dan untuk mengatasi persoalan-persoalan massa! kita bertumpu pada kemampuan cdan kokuatan massa. Sekalipun per~oalan tersebut bRea~, kita yakin, sepanjang keputusan dan persatuan massa bulat dan penah kita bisa mengatasinya. Itulah sebabnya! menjadi tanggung jawab kita untak secara sabar menjelaskan kepada massa ide-ide yang kita susun dari mereka. Kita mengikuti ide-ide ini ditengah-tengah massa sampai mereka memeluknya sebagai milik.i mereka senciiri dan melaksanakannya melalui, mobilisasi kolektit mereka.

Apakah artinya Mobilisasi yang didasarkan pada kepentingan dan kesiapan massa ?

Garis Massa mengajar kita bahwa kita harus mulai dan bergerak atas dasar kepentingan obyektif massa. Ini berarti bahwa kita harus bergerak atas dasar kebutuhan nyata mereka dan tidak ada yang kita pikirkan. Oleh karenanya, tidak peduli maksud kita amat baik jika kita menyimpang dari kepentingan obyektif massa, pastilah kita akan terpisah dari massa pada saat itu juga.

Akan tetapi, biasanya massa belumlah menyadari kebutuhan obyektif mereka. Mereka masih tidak dapat memahami kebutuhan untuk mengubah, dan mereka belum siap untuk perubahan. Jika kita bertahan dan ngotot dengan posisi kita, kita akan terasing dan terpisah dari massa --tidak peduli betapa benar kita. Kita harus aktif sampai mayoritas mereka mengakui ide yang kita bentuk dan sampai mereka siap dan berketetapan hati untuk melakukannya.

Bagaimana kita dapat mengerjakan ini ? Kita dapat membagi massa kedalam tiga bagian ; Mereka yang maju, mereka yang sedang-sedang dan mereka yang terbelakang. Bagian yang maju dari massa mudah dapat memahami kebutuhan untuk perubahan dan mereka siap melakukan perubahan ini. Bagian yang terbelakang dipihak lain biasanya memiliki tanda pengaruh keterbelakangan, ragu-ragu atau menolak. Bagian sedang-sedang atau tengah biasanya mengerti dan memahami kebutuhan akan perubahan, tetapi bimbang dan mutlak mereka tidak siap.

Kita terutama tergantung pada bagian yang maju dari massa, bagian yang paling maju, aktif, bersemangat dan tertarik untuk mengubah. Melalui bagian yang paling maju ini, kita dapat mengerjakan bagian tengah dan berusaha memenangkan hati mereka yang terbelakang. Dengan cara ini kita secara tepat memimpin massa berdasarkan kepentingan obyektif mereka dan dengan memperhitungkan kesiapan mereka untuk melakukan perubahan.

Jika kita melakukan ini tanpa memperhitungkan kesiapan massa, kita sudah melampaui kesadaran dan kesiapan mereka satu hari. Bila itu terjadi, maka kita akan persoalan yang sederhana, kongkrit, jangka pendek dan personal sampai kepada persoalan-persoalan yang lebih kompleks, abstrak, jangka panjang dan sistematik".

Arti dari ini adalah bahwa jangan mencampur adukkan dalam satu waktu isu-isu yang kongkrit dengan yang abstrak. Pada ketika masih dalam tahap melaksanakan aksi-aksi yang kongkrit serta berjangka pendek, jangan mengacaukannya dengan aksi yang sudah lebih abstrak dan berjangka panjang. Mengapa harus didahulukan aksi-aksi jangka pendek yang kongkrit ? Karena pengalaman aksi itulah yang mendidik massa. Selain itu bahwa aksi-aksi jangka pendek berdiri diatas dasar kebenaran yang diterima baik oleh kita sendiri, maupun oleh lawan-lawan kita. Kebenaran yang juga diterima oleh lawan seperti hukum, undang-undang, ide-ide, pendapat umum, hak-hak yang dijamin, dan lain sebagainya. Dengan cara inilah maka aksi massa mendapat suntikan-suntikan pertama yang membuatnya imun dari serangan lawan. Rejim dimanapun juga, tidak bisa melanggar suatu kebenaran begitu saja; karena pelanggaran terhadap kebenaran umum akan membuatnya menjadi sorotan yang memalukan.

Aksi-aksi awal yang dilakukan haruslah berangkat dari kebenaran yang diyakini secara umum disebagian besar khalayak.

Aksi-aksi tersebut akan membuat sulit lawan karena berangkat dari landasan hukum dan ide-iede yang dibuatnya sendiri. Berangkat dari rasa percaya diri inilah, maka massa tidak akan terombang-ambing dalam provokasi dan fitnahan yang dilancarkan pihak lawan. Demikian pula, maka ia akan mampu menarik sebagian mudah dapat terjebak kedalam arus permainan petualangan dan pengendalian yang licik dari kaum oportunis. Membiarkan aksi-aksi berlanjut tanpa kendali dan pemikiran yang jelas, maka ia mudah masuk dalam petualangan mahasiswa-mahasiswa kelas menengah yang goyah. Ia makin menjadi tidak efektif bagi perjuangan rakyat. Demikian pula tanpa garis politik yang jelas ini, maka dengan mudah ia jatuh pada klik-klik dikalangan mahasiswa itu sendiri yang menyebabkannnya gampang dihasut atau dimakan oleh kaum oportunis diluar mereka.

Gerakan mahasiswa sudah belajar banyak mengenai ini. Kaum oportunisme telah dengan berhasil menyelewengkan aksi-aksi mahasiswa untuk kepentingan mereka dan menyuap sebagian dari pimpinan-pimpinannya. Dalam saat-saat seperti itulah, Oportunisme dari intel-intel militer dan kaum PSI (Partai Sosialis Indonesia) pernah membuat aksi mahasiswa berbelok arah dan keliru. Dan mereka masih terus melakukan politik oportunisnya itu sampai sekarang.

Sesungguhnya rakyatlah yang seharusaya berdampingan dengan mahasiswa dalam setiap kesempatan apapun dari gerakan aksi: tersebut. Bagian yang terpenting dahi aksi massa adalah ketik. rakyat ikut bergabung didalamnya sebagai pelaku-pelaku penah. Disitulah, mahasiswa akan menjadi heran dan takjub akan organisasi dan kepemimpinan yang dilakukan oleh rakyat itu sendiri. Dalam aksi itu, mereka dengan cepat akan bisa berganti taktik dan belajar cepat. Itu karena mereka telah ditempa oleh penderitaan dan penindasan. Yang Jelas bagi rakyat: Ini adalah perjuangan hidup dan mati yang sebenarnya. Mahasiswa harus menyadari ini, sehingga ia tidak ragu-raqu dan bisa percaya pada politik rakyat.
Mewujudkan manifestasi demokrasi yang sejelas-jelasnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, asalkan terjamin oleh undang-undang dan hukam. Hal ini akan menguntungkan aksi massa tersebut. Saat ini situasinya ada dalam keadaan yang menguntungkan, karena sudah terbentuk opini umum dan internasional yang kuat. Demikian pula, aksi massa yang tertib benar dan pantang mundur akan menarik simpati khalayak umum.

Bila aksi massa ini bisa berangkat sungguh-sungguh dari garis massa yang benar, barulah ia bisa meningkat maju secara kualitatif !

Apakah Garis Massa itu ?

Garis massa adalah prinsip revalusioner yang mengajar kita tegak berdiri dan percaya pada massa untuk pembebasannya. Prinsip ini didasarkan pada kenyataan baNwa massa dan hanya massa yang dapat membuat sejarah.

Hal ini sudah dibuktikan oleh sejarah dunia ratus tahun yang lampau, bahwa faktor yang menentukan dalam perubahan masyarakat tidak lain daripada massa. Adalah kekuatannya dalam produksi yang membuat masyarakat bertahan hidup. Melalui pengetahuan dan kecerdasannyalah pengetahuan dan kehidupan masyarakat berkembang. Dengan kekuatannya, setiap kekuatan yang merintangi kemajuan masyarakat dapat disingkirkan. Itulah sebabnya kita mengata­kan bahwa massa adalah pahlawan sesungguhnya. Keberhasilan setiap tujuan tergantung atas dukungan dan partisipasi massa. Maka, demi keberhasilan perubahan perlu bagi kita bersandar dan percaya kepada massa.

Keberhasilan setiap tujuan dan solusi setiap masalah tergantung pada partisipasi dan mobilisasi aktif massa. Kita harus terjun ditengah-tengah massa dan menyatu dengan mereka. Dengan sabar membangkitkan, mengorganisir, dan menggerakkan massa. Kita bisa membuat mereka membentuk dan menunjukan kekuatan mereka dalam perubahan revolusioner. Inilah satu-satunya cara. Tidak ada cara lain untuk merebut kebebasan dan demokrasi !

Adalah tanggungjawab kita untuk mempelajari dan mempraktekan Garis Massa. Perlu bagi setiap orang-orang revolusioner untuk mengolah diri dalam usaha menggerakan massa dengan sabar dan tekun di tengah-tengah massa, dengan rendah hati bergaul dengan massa. Dengan cara ini, kita bisa mencegah sikap dominasi dan menghindari terpisahnya diri kita dari massa.

Apakah artinya arti massa untuk massa ?

Metode yang tepat dalam memimpin massa adalah "dari massa untuk massa". Ini berarti mengumpulkan ide yang terpencar-pencar, merumuskannya, dan mengembalikannya kepada mereka dan menjelaskannya keseluruhan gagasan sampai mereka menerima dan menuruti ide tersebut.

Kepemimpinan "dari massa untuk massa" adalah sesuai dengan Garis Massa. Untuk memahami kondisi dan masalah-masalah dari massa, kita harus bersandar pada pengetahuan dan kecerdasan massa dan kita yakin bahwa keputusan-keputusan dan rencana-rencana yang tepat dapat dibentuk hanya apabila massa berpartisipasi dan menyumbangkan pengalaman dan pengetahuan mereka. Itulah sebabnya, kita bertanggung jawab untuk bergaul dan membuat investigasi ditengah-tengah massa, mengumpulkan gagasan-gagasan yanq masih terpencar-pencar dan belum sistematis. Dengan menganalisa dan memasukan gagasan-gagasan ini, dengan menghargai dan mempercayai massa, memungkinkan kita menyempurnakan gagasan-gagasan yang sudah terkumpul dan sistematis, yang mencerminkan kondisi real massa, dan massa menjadi jela bagaimana persoalan-persoalan tersebut bisa diatasi.

Untuk melaksanakan gagasan-gagasan yang kita bentuk dan untuk mengatasi persoalan-persoalan massa! kita bertumpu pada kemampuan cdan kokuatan massa. Sekalipun per~oalan tersebut bRea~, kita yakin, sepanjang keputusan dan persatuan massa bulat dan penah kita bisa mengatasinya. Itulah sebabnya! menjadi tanggung jawab kita untak secara sabar menjelaskan kepada massa ide-ide yang kita susun dari mereka. Kita mengikuti ide-ide ini ditengah-tengah massa sampai mereka memeluknya sebagai milik.i mereka senciiri dan melaksanakannya melalui, mobilisasi kolektit mereka.

Apakah artinya Mobilisasi yang didasarkan pada kepentingan dan kesiapan massa ?

Garis Massa mengajar kita bahwa kita harus mulai dan bergerak atas dasar kepentingan obyektif massa. Ini berarti bahwa kita harus bergerak atas dasar kebutuhan nyata mereka dan tidak ada yang kita pikirkan. Oleh karenanya, tidak peduli maksud kita amat baik jika kita menyimpang dari kepentingan obyektif massa, pastilah kita akan terpisah dari massa pada saat itu juga.

Akan tetapi, biasanya massa belumlah menyadari kebutuhan obyektif mereka. Mereka masih tidak dapat memahami kebutuhan untuk mengubah, dan mereka belum siap untuk perubahan. Jika kita bertahan dan ngotot dengan posisi kita, kita akan terasing dan terpisah dari massa --tidak peduli betapa benar kita. Kita harus aktif sampai mayoritas mereka mengakui ide yang kita bentuk dan sampai mereka siap dan berketetapan hati untuk melakukannya.

Bagaimana kita dapat mengerjakan ini ? Kita dapat membagi massa kedalam tiga bagian ; Mereka yang maju, mereka yang sedang-sedang dan mereka yang terbelakang. Bagian yang maju dari massa mudah dapat memahami kebutuhan untuk perubahan dan mereka siap melakukan perubahan ini. Bagian yang terbelakang dipihak lain biasanya memiliki tanda pengaruh keterbelakangan, ragu-ragu atau menolak. Bagian sedang-sedang atau tengah biasanya mengerti dan memahami kebutuhan akan perubahan, tetapi bimbang dan mutlak mereka tidak siap.

Kita terutama tergantung pada bagian yang maju dari massa, bagian yang paling maju, aktif, bersemangat dan tertarik untuk mengubah. Melalui bagian yang paling maju ini, kita dapat mengerjakan bagian tengah dan berusaha memenangkan hati mereka yang terbelakang. Dengan cara ini kita secara tepat memimpin massa berdasarkan kepentingan obyektif mereka dan dengan memperhitungkan kesiapan mereka untuk melakukan perubahan.

Jika kita melakukan ini tanpa memperhitungkan kesiapan massa, kita sudah melampaui kesadaran dan kesiapan mereka satu hari. Bila itu terjadi, maka kita akan mengerakan mereka dengan mengkomando mereka dan bukan atas dasar inisiatif dari mereka memahami dan menerima maka, ini adalah komandoisme.

Jika kita memakai kepemimpinan pada kepercayaan dan mengerahkan massa besar tetapi terbelakang, kita akan menjadi ekor dari massa. Apa yang akan terjadi adalah bagian yang maju dan menengah dari massa sudah bersiap dan mengajak suatu perubahan, akan tetapi kita menjadi orang bimbang dan massa adalah orang yang akan meyakinkan kita. Maka, kita akan menjadi buntut mereka. Inilah buntutisme.

Mengapa Kita menerapkan praktek garis massa yang benar dalam revolusi Demokratik ?

Revolusi demokratik dibentuk dari studi yang seksama dan mendalam terhadap sejarah dan kondisi masyarakat Indonesia. Ia menjawab kepentingan rakyat untuk demokrasi sejati. Revolusi Demokratik berangkat dari kondisi obyektif dan kebutuhan massa, dan ia menunjukan jalan yang benar untuk perubahan revolusioner.

Itulah sebabnya, mengapa dalam menyesuaikan prinsip-prinsip revolusi demokratik, kita memastikan gerakan kita sesuai dengan kepentingan massa dan kita menunjukkan jalan yang benar dari jalan revolusi. Sepanjang kita mengikuti prinsip-prinsip yang tepat dalam revolusi demokratik, kita memegang kunci praktek garis massa yang tepat. Adalah tanggung jawab kita sekarang untuk mempelajari kondisi-kondisi, persoalan dan kepercayaan khusus massa ditemapat mana kita sedang mengorganisir, agar secara tepat memimpin massa sehari-hari dan khas tempat tersebut.
Read More

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com